CALIFORNIA - Perangkat smartphone atau tablet tidak hanya dipakai oleh publik pada umumnya. Tentara di AS juga memanfaatkan perangkat gadget serta software yang digunakan saat berada di medan perang.
Dilansir Gizmodo, Senin (11/8/2014), militer AS disokong melalui riset-riset atau inovasi Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). DARPA merupakan badan yang mengembangkan teknologi untuk mendukung militer, termasuk pembuatan robot dan software.
Pasukan developer dan peneliti di DARPA menghabiskan waktu selama beberapa tahun untuk mengembangkan ekosistem software, yang dinamakan program Transformative Apps. Pentagon meluncurkan program Transformative Apps di bawah bendera DARPA.
Doran Michels, Program Manager DARPA menjelaskan, program TransApp salah satunya mengusung konektivitas canggih, di mana tentara harus mengatur jaringan aman, menggunakan paket radio dan peralatan jaringan. Sistem komunikasi ini dirancang agar para tentara bisa terhubung melalui smartphone, walau mereka berada pada kondisi offline.
Program TransApp dimulai sejak 2010 dengan biaya mencapai USD79 juta. Sistem komunikasi ini dipakai pada saat agresi AS di Afghanistan.
Di layar smartphone, para pasukan tentara dapat melihat unit tentara secara spesifik dan posisi checkpoints. TransApps juga dipakai untuk melatih tentara hingga meningkatkan keamanan di Boston Marathon and Presidential Inauguration.
Tentara juga dilengkapi dengan phablet seperti Samsung Galaxy Note. Perangkat tersebut disematkan pada sebuah hardcase, di depan rompi tentara yang bisa dibawa secara mobile.
Beberapa aplikasi dikembangkan oleh developers yang dipekerjakan oleh DARPA. Software ini seperti PLI, TransHeat, Maps, serta BallisticInfo.
Aplikasi Maps yang dibuat oleh developer yang bekerja di DARPA ini bisa mendukung sejumlah plugins. Peta akan lebih kompleks, di mana tentara dapat membuat rencana misi hingga menelusuri drones.
Sementara untuk aplikasi kalkulator ballistics, aplikasi ini berguna bagi penembak jitu. Aplikasi TransHeat dipakai untuk merekam perjalanan tentara dan menemukan rute mana yang aman dilewati serta mengetahui area yang berbahaya...
Pasukan developer dan peneliti di DARPA menghabiskan waktu selama beberapa tahun untuk mengembangkan ekosistem software, yang dinamakan program Transformative Apps. Pentagon meluncurkan program Transformative Apps di bawah bendera DARPA.
Doran Michels, Program Manager DARPA menjelaskan, program TransApp salah satunya mengusung konektivitas canggih, di mana tentara harus mengatur jaringan aman, menggunakan paket radio dan peralatan jaringan. Sistem komunikasi ini dirancang agar para tentara bisa terhubung melalui smartphone, walau mereka berada pada kondisi offline.
Program TransApp dimulai sejak 2010 dengan biaya mencapai USD79 juta. Sistem komunikasi ini dipakai pada saat agresi AS di Afghanistan.
Di layar smartphone, para pasukan tentara dapat melihat unit tentara secara spesifik dan posisi checkpoints. TransApps juga dipakai untuk melatih tentara hingga meningkatkan keamanan di Boston Marathon and Presidential Inauguration.
Tentara juga dilengkapi dengan phablet seperti Samsung Galaxy Note. Perangkat tersebut disematkan pada sebuah hardcase, di depan rompi tentara yang bisa dibawa secara mobile.
Beberapa aplikasi dikembangkan oleh developers yang dipekerjakan oleh DARPA. Software ini seperti PLI, TransHeat, Maps, serta BallisticInfo.
Aplikasi Maps yang dibuat oleh developer yang bekerja di DARPA ini bisa mendukung sejumlah plugins. Peta akan lebih kompleks, di mana tentara dapat membuat rencana misi hingga menelusuri drones.
Sementara untuk aplikasi kalkulator ballistics, aplikasi ini berguna bagi penembak jitu. Aplikasi TransHeat dipakai untuk merekam perjalanan tentara dan menemukan rute mana yang aman dilewati serta mengetahui area yang berbahaya...
0 comments:
Post a Comment